Minggu, 22 November 2020

PGP-1-Kabupaten Cirebon-Fillin Rohkvi Lahurensha-1.3.a.9. Rancangan Aksi Nyata

 PEMBIASAAN MENJAGA KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH


        Sebagai pengajar Geografi, salah satu tolok ukur keberhasilan saya dalam mengajar adalah saat siswa mampu mengaplikasikan pembelajaran di ruang kelas ke dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, siswa mampu peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Banyak cara dan perilaku yang mencerminkan sikap peduli lingkungan tersebut, salah satu yang terkecil namun memiliki dampak yang luar biasa adalah dengan membuang sampah pada tempatnya.

            Bagaimana memuwujudkan perilaku menjaga kebersihan di lingkungan sekolah tersebut? Tentu, sebagai pendidik kita tidak bisa meminta hanya siswa kita saja yang melakukan hal tersebut. Menjaga kebersihan di lingkungan sekolah tentu merupakan kewajiban semua warga yang berada di lingkungan sekolah tersebut.

            Lingkungan sekolah yang bersih dan asri, akan membawa energi positif bagi warga yang berada disana. pikiran akan menjadi nyaman, saat datang ke sekolah pun akan menumbuhkan semangat dan keceriaan. Berbeda jika lingkungan sekolah kotor dan tida terawat, selain menimbulkan penyakit, tentu kondisi tersebut akan menjadikan kita yang berada didalamnya menjadi tidak nyaman dan tidak betah. Jika hati dan pikiran tidak nyaman, tentu akan menurunkan semangat dan konsentrasi belajar.

            Apa yang bisa kita lakukan agar terwwujud kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan tersebut? Tentu yang paling utama adalah adanya kesadaran diri bahwa menjaga lingkungan adalah sesuatu hal yang harus kita lakukan. jangan sampai kita beranggapan bahwa kita tidak perlu menjaga kebersihan karena ada petugas kebersihan. Kesadaran diri tersebut, tidak hanya harus dimiliki oleh siswa. Namun, para pendidik, kita harus memberikan teladan dan contoh baik pada siswa kita agar mereka dengan sendirinya akan mengikuti perilaku menjaga kebersihan tersebut.

            Selain kesadaran diri dari warga sekolah mengenai pentingnya pendidikan, diperlukan juga dukungan dari pemangku kebijakan yang ada di sekolah agar kegiatan tersebut dapat terlaksana. Bentuk dukungan tersebut dapat berupa program sekolah yang selaras dengan kegiatan pembiasaan menjaga kebersihan dan juga sarana prasarana kebersihan di sekolah yang lengkap.

                Contoh program sekolah yang dapat dilakukan untuk mendukung program ini adalah dengan mengadakan lomba kebersihan antar kelas. Bagi kelas yang meraih predikat sebagai kelas terbersih akan mendapat penghargaan berupa piagam dan hadiah perlengkapan kebersihan untuk kelasnya. Tentu dengan bentuk penghargaan ini akan memberikan motivasi bagi siswa untuk melaksanakan kebersihan baik di kelas dan juga di lingkungan sekolah. Sedangkan untuk kelas yang meraih predikat kelas terkotor, dapat diberikan sanksi berupa membersihkan halaman atau lingkungan sekolah.

            Selain itu, sekolah juga dapat bekerja ama dengan pihak kantin untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Dengan cara bagi siswa, guru, dan warga sekolah lain dapat membawa peralatan makan pribadi dari rumah, sehingga penggunaan kemasan sekali pakai dapat dikurangi jumlahnya.

                Pengadaaan sarana dan prasarana kebersihan dari pihak sekolah pun akan sangat mendukung terwujudnya kebersihan terutama pengadaan tempat pembuangan akhir di lingkungan sekolah. Salah satu masalah utama yang sering muncul adalah siswa yang piket kebingungan untuk membuang sampah kelas mereka, sehingga terkadang sampah dibiarkan menumpuk di sekitar ruang kelas. Oleh karena itu, sekolah harus dapat mengadakan tempat khusus yang diperuntukkan sebagai tempat pembuangan akhir.

                Pada akhirnya, sangat disadari bahwa untuk mewujudkan kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan di sekolah tentu tidak hanya dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Semua komponen yang ada di sekolah harus bekerja sama untuk mewujudkan program tersebut.

Senin, 16 November 2020

PGP-1-Kabupaten Cirebon-Fillin Rohkvi Lahurensha-1.1..a.10-Aksi Nyata

 

KEGIATAN MERDEKA BELAJAR

BERTANGGUNG JAWAB DAN MENYENANGKAN

DENGAN MENERAPKAN FILOSOFIS KI HADJAR DEWANTARA

 

Fillin Rohkvi Lahurensha, S.Pd

 

SMAN 1 Karangwareng

Email: fillinanum@gmail.com

 

 

Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah segala usaha dari orang tua terhadap anak-anak dengan maksud menyokong kemajuan hidupnya. Diharapkan dengan pendidikan tersebut anak-anak mampu bertahan hidup dengan membangun interaksi yang baik dengan sesamanya sehingga kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan mudah. Idealnya, pendidikan sudah diberikan sejak dini supaya nilai yang ada di dalam pendidikan tersebut semakin mudah diterapkan di usia dewasa. (Siti Shafa Marwah, 2018).

 

Selama 12 tahun menjalani profesi sebagai guru, saya mengalami berbagai pengalaman menarik dan bermakna dalam mendidik peserta didik saya. Hal yang paling berpengaruh adalah cara saya menilai keberhasilan peserta didik saya selama mengikuti pembelajaran di kelas. Pada awal tahun mengajar, saya menekankan keberhasilan peserta didik berdasarkan nilai yang mereka dapat pada saat ulangan harian atau ujian semester. Saya melupakan hal penting dalam mendidik yaitu menyentuh ruh dari peserta didik itu sendiri.

 

Pada awalnya, saya beranggapan bahwa peserta didik yang pintar adalah peserta didik yang mendapat nilai ulangan tinggi. Namun, saya mengamati bahwa sekeras apapun saya mencoba untuk menjelaskan materi pelajaran, ternyata hasil yang didapat tidak sesuai dengan bayangan dan harapan saya.

 

Saya mencoba untuk menganalisis, apa penyebab nilai peserta didik yang saya ajar mayoritas dibawah KKM? Akhirnya saya menyadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung mental dan psikis peserta didik tidak dalam kondisi yang mereka dan senang. Ketika saya memasuki ruang kelas, jelas mereka terlihat tegang. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap tingkat motivasi dan konsentrasi belajar mereka.

 

Saya pun mencoba berbagai macam cara, namun akhirnya saya menyadari bahwa hal paling utama dan penting saat melakukan proses pembelajaran adalah dengan menyentuh ruh peserta didik terlebih dahulu. Diawali saat memasuki ruang kelas, saya mengucapkan salam dengan nada yang ceria, sehingga peserta didik pun menjadi lebih tenang dan santai saat mengikuti pembelajaran.

 

Selain itu, hal penting yang kadang diabaikan oleh saya adalah saya tidak mengenali karakter dan latar belakang peserta didik saya. Dengan mengenal lebih dalam dan mengetahui kondisi keluarga peserta didik akhirnya akan memudahkan saya untuk memantau dan menganalisis karakter peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung.

 

Untuk kondisi pandemi seperti yang saat ini masih berlangsung, tentu proses pembelajaran yang berlangsung secara bersahabat akan lebih mudah dierima dan dipahami oleh peserta didik. Peserta didik akan lebih santai dan bisa berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran dan juga penuntasan tugas.

 

Selain cara mengajar yang lebih santai dan bersahabat, saya sangat menyadari pentingnya pendidikan yang berpusat dan memerdekakan kodrat yan ada dalam diri peserta didik. Merdeka belajar tersebut pun akan menumbuhkan rasa bertanggung jawab dalam diri peserta didik. Hal ini dikarenakan dengan adanya kepercayaan yang diberikan oleh pendidik terhadap peserta ddiknya, akan memunculkan rasa percaya diri pada peserta didik dalam megikuti kegiatan belajar mengajar.

 

Hasil yang diharapkan dari pendidikan pada akhirnya bukan hanya nilai yang besar saat mengikuti ujian. Tapi juga bagaimana peserta didik dapat mengipmelemntasikan hasil belajarnya terhadap dirinya dan terhadap lingkungannya. Saya pribadi berharap peserta didik saya dapat memiliki sikap peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan tindakan-tindakan kecil tapi nyata seperti membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan lingkungan rumahnya.

 

Di masa yang akan datang, saya berencana untuk memetakan karakter dan latar belakang peserta didik. Pada bidang manakah peserta didik tesebut memiliki inat dan ketertarikan yang lebih? Karena kadang ada peserta didik yang secara kemampuan akademik tidak begitu baik, namun ternyata di bidang non akademik seperti atletik atau seni, dia sangat menonjol.

 

Akhir kata, semoga saya dengan mengikuti program pelatihan calon guru penggerak ini dapat membawa manfaat bagi diri saya, anak didik saya, dan juga pihak-pihak yang terkait. Bahwa belajar tak hanya berpusat pada guru, namun guru juga dapat belajar dari peserta didiknya.

 

 

Senin, 29 Juli 2019

Materi Pelajaran Kelas X

Untuk melihat materi, silahkan Anda klik pada judul.

Bentuk-bentuk gunung api.

Bentuk-Bentuk Gunung Api

Gunung api merupakan bentukan alam yang terbentuk karena aktivitas magma yang keluar dari perut bumi. Di bumi ini terdapat beranekaragam bentuk gunung api. Berikut ini beberapa bentuk api yang ada di muka bumi:

Bentuk gunung api dapat Anda lihat pada video berikut:


1. KERUCUT BERLAPIS ( STRATO )

Gunungapi strato berbentuk runcing dan banyak terdapat di Kepulauan Indonesia. Bentuk gunungapi ini terjadi akibat adanya tumpukan berlapis bahan–bahan piroklastika yang dikeluarkan ketika erupsi magma.

Gunung api ini berbentuk seperti kerucut. Puncak gunung api ini semakin lama semakin tinggi karena endapan erupsi lava dan bahan piroklastik dari kawah gunung. Pembentukan stratovolcano ini terjadi di zona subduksi. Di Indonesia gunung api strato paling banyak dijumpai.

Gunung api strato selain berciri bentuknya seperti kerucut juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Berbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti antara efusif dan eksplosif, sehingga memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya
Mengalami letusan yang berkali-kali, dengan dapur magma yang dalam dan viskositas serta kekentalan magma tinggi

Contohnya Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu atau secara umum sebagian besar gunung api di Indonesia memiliki bentuk strato atau kerucut.

Strato artinya lapisan, oleh karena badan gunung api ini terdiri dari lapisan lapisan lava yang bercampur dengan hasil-hasil vulkanis lainnya seperti debu, pasir, kerikil, dan bom. Campuran yang dikandungnya memungkinkan endapan pada lereng gunung berlapis-lapis sehingga gunung api semakin tinggi menjulang keatas. Sebagian besar gunung api di Indonesia tergolong bentuk gunung api strato.

2. KALDERA ( CALDERA )

Kaldera merupakan suatu kawasan berbentuk bulat yang membentang rendah di tanah. Kawasan ini terbentuk pada saat tanah amblas akibat letusan eksplosif. Bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas :
kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya;
kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma;
kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah;
kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera;


3. MAR ( MAAR )


Gunungapi ini terbentuk dari adanya ledakan atau letusan yang bersifat eksplosif dan biasanya cenderung terjadi sekali dengan kekuatan yang cukup hebat.

Bentuk gunung api ini memiliki ciri-ciri:
Gunung api ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar atau eksplosif pada puncak yang disebut kawah.
Bentuk gunung api ini, sekali meletus dengan eksplosif, maka menjadi gunung api yang mati
Memiliki dapur magma yang dangkal dengan tekanan yang tinggi
Gunung api ini memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan Jawa Timur dengan kawahnya Klakah

Kata maar berasal dan bahasa Jerman yang berarti “kawah”. Maar terjadi karena letusan gunung berapi hanya terjadi satu kali. Setelah itu aktivitas vulkanik berhenti sama sekali. Akibat letusan tersebut, sebuah lubang berbentuk corong besar, yang dikelilingi tebing berombak jika terjadi erupsi. Jika dasar dan dinding maar tidak bisa ditembus oleh air, maká membentuk danau yang disebut danau maar. Namun, ada juga maar kering karena jenis tanah pada dasarnya tidak bisa menahan air.

Contoh maar gunung berapi termasuk maar di Gunung Lamongan (Jawa Timur), maar di Pegunungan Eifel (Jerman), maar di Dataran Tinggi Auvergne (Prancis).

4. KUBAH ( DOME )


Kadang juga disebut sebagai “kubah-sumbat (plug-dome )“, terbuat dari lava kental mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan. Lava ini mengisi lubang kawah di bagian puncak gunung. Lava yang mengeras pada kawah ini dapat menurup lubang pada dinding gunung, dan ini dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Lava ini mengisi lubang kawah di bagian puncak gunung. Gunung-api Kubah umumnya memiliki sisi yang curam dan bentuk cembung. Ciri : Akumulasi vikositas tinggi, contoh Puncak Lassen di Sierra Nevada dan gunung Pelee di Martinique

5.PERISAI ( SHIELD )


Gunungapi tipe perisai bukan terbentuk dari adanya letusan, melainkan lebih karena adanya aliran lava basal bersifat tipis dan basah. Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tingggi ( curam ), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik.

Gunung api perisasi atau sering diekanl dengan gunung api tameng, memiliki ciri-ciri:
Gunung api ini terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan atau letusan efusif.
Dapur magma dangkal dengan magma yang sangat cair
Lereng yang terbentuk menjadi sangat landai.

Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai, Mauna Loa dan Mauna Kea.


Sumber Artikel http://mgm.slemankab.go.id/bentuk-gunung-api/

Materi Pelajaran Kelas XI

Silahkan Klik pada judul berikut untuk melihat materi pelajaran tersebut.

Biosfer


Materi Pelajaran




Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persebaran Flora dan Fauna

A. Pengertian Bisofer

Biosfer berasal dari kata bio yang berarti kehidupan dan sphere atau sphaire yang berarti lapisan atau lingkungan. Jadi, yang dimaksud dengan bisofer adalah lapisan pada permukaan bumi yang cocok dan mendukung bagi kehidupan.

Tebal biosfer ke arah atmosfer adalah 8 km dan 9 km ke arah kedalaman laut. Kehidupan di bumi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh biosfer. Karena di dalam biosfer semua makhluk hidup saling berinteraksi satu sama lain. 

Silahkan Anda perhatikan video mengenai sebaran flora dan fauna di dunia berikut:


B. Faktor-faktor yang memengaruhi sebaran flora dan fauna 

Keberadaan flora dan fauna di permukaan bumi dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu faktor lingkungan dan faktor sejarah geologi. 

1. Faktor lingkungan 

Faktor lingkungan terdiri dari 2 faktor yaitu faktor lingkungan abiotik (lingkungan tak hidup) dan lingkungan biotik (lingkungan yang terdiri dari organisme). 

a. Lingkungan abiotik 

Lingkungan abiotik sendiri dibagi menjadi faktor klimatik, edafik, hidrologis, dan fisiografis. 

1) Faktor klimatik 

Perbedaan iklim di permukaan bumi mengakibatkan terjadinya variasi flora dan fauna di bumi. Faktor klimatik terdiri dari suhu, curah hujan, kelembaban, dan angin.

a) Suhu
Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. 

b) Curah hujan
Banyak sedikitnya curah hujan akan membentuk karakter yang khas pada flora dan fauna di permukaan bumi. Wilayah yang curah hujannya banyak akan memiliki jenis flora dan fauna yang lebih banyak dan lebih beragam jika dibandingkan dengan wilayah yang curah hujannya lebih sedikit. 

c) Kelembaban
Ada flora dan fauna yang cocok hidup di daerah dengan kelembaban sedikit (contohnya kaktus), lembab (contohnya tebu), bahkan di daerah yang sangat basah (contohnya eceng gondok). 

d) Angin
Angin membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan. 

2) Faktor edafik 

Faktor edafik menyangkut kesuburan tanah. Terdiri dari humus tanah, ukuran butir tanah (tekstur tanah) tingkat kegemburan, mineral hara (mineral organik), dan air tanah. Semakin subur keadaan tanah disuatu wilayah maka variasi flora dan fauna di wilayah tersebut akan semakin banyak. 

Sebagian besar jenis tanah di Indonesia adalah tanah humus dan tanah vulkanik (berasal dari hasil proses letusan gunung api) yang sangat subur untuk pertumbuhan tanaman. Sehingga, Indonesia memiliki variasi flora yang beragam. 

3) Faktor hidrologis 

Faktor hidrologis menyangkut keberadaan air. Air membantu melarutkan dan mengangkat mineral-mineral dalam tanah sehingga mudah diserap oleh tumbuhan. 

4) Faktor Fisiografis 

Terdiri dari kemiringan lereng dan ketinggian tempat (relief). 

a) Kemiringan lereng
Mempengaruhi arah datangnya sinar matahari. Lereng yang menghadap matahari akan memiliki jenis tumbuhan yang lebih bervariasi dan akan lebih rapat (rimbun). 

b) Relief (ketinggian tempat)
Mempengaruhi suhu secara vertikal, artinya semakin tinggi suatu tempat suhunya akan semakin dingin dan variasi flora dan faunanya akan lebih sedikit. Pada tahun 1889 C. Hart Meeriem, seorang peneliti biologi alam, mengemukakan model persebaran tumbuhan berdasarkan variasi ketinggian pada Gunung San Fransisco. Karena temperatur berubah sesuai ketinggian, maka Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan pada suatu daerah dipengaruhi oleh temperatur. 

Kemudian dibuktikan pula, bahwa faktor kelembaban ternyata lebih berperan daripada faktor temperatur. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman besar. Sebaliknya, semakin kita bergerak ke daerah dengan curah hujan rendah tumbuhan akan di dominasi oleh tumbuhan kesil, belukar, padang rumput, dan akhirnya kaktus. 


b. Lingkungan biotik 

Terdiri dari manusia, tumbuhan, hewan, dan bakteri pengurai. 

1) Tindakan manusia 

Tindakan manusia dapat mengubah bentang alam yang sudah ada. Tindakan manusia bisa memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi keberadaan dan persebaran tumbuhan dan hewan di permukaan bumi. 

Contoh tindakan positif manusia yang berpengaruh terhadap keberadaan dan persebaran tumbuhan dan hewan di permukaan misalnya, tanah yang tandus dapat diubah menjadi daerah hutan jika ditanami oleh pohon. Sedangkan tindakan negatif manusia misalnya, menebangi hutan sehingga mengakibatkan hilangnya keberadaan flora dan fauna di hutan. 

2) Hewan 

Peranan hewan dalam penyebaran makhluk hidup, misalnya serangga membantu proses penyerbukan. Sedangkan burung, kelelawar, dan tupai dapat membantu penyebaran biji tumbuhan dari suatu wilayah ke wilayah lain.

3) Tumbuhan 

Keberadaan tumbuhan akan berpengaruh terhadap keberadan hewan terutama hewan herbivora karena tumbuhan merupakan sumber makanan bagi hewan herbivora. Selain itu, tumbuhan yang besar akan menjadi pelindung bagi tumbuhan kecil dibawahnya. 

4) Bakteri

Pengurai Bakteri saprofit yang terdapat di dalam tanah dapat membantu menghancurkan sisa tumbuhan dan hewan sehingga dapat menjadi humus yang subur dan bermanfaat untuk tumbuhan di sekitarnya. 


2. Faktor sejarah geologi 

Pada awalnya benua yang ada di bumi terdiri dari satu benua besar bernama Pangea. Pergeseran lempeng benua menyebabkan benua pangea terpecah-pecah menjadi benua-benua seperti sekarang. Pergeseran lempeng tersebut juga mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan. Pada akhirnya perubahan lingkungan ini akan mempengaruhi variasi persebaran flora dan fauna di permukaan bumi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan baru akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan musnah.

Rabu, 17 Juli 2019

Post Test XI IPS Bab Letak, Luas, dan Batas Wilayah Indonesia

Halo, silahkan untuk kalian peserta didik di kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 untuk mengerjakan soal-soal post test berikut.

Semangat mengerjakan!


Selasa, 16 Juli 2019

LKPD Gerak Rotasi dan Gerak Revolusi Bumi serta Dampaknya terhadap Kehidupan

Diskusikan LKPD berikut dengan anggota kelompokmu! Kemudian ketik jawaban kelompok kalian pada lembar yang telah disediakan dan kirimkan melalui email akunkhususpelatihan@gmail.com


 

RPP Gerak Rotasi dan Gerak Revolusi Bumi serta Dampaknya Terhadap Kehidupan

Berikut ini terlampir RPP mengenai Bab Bumi Sebagai Planet pada materi Gerak Rotasi dan Gerak Revolusi Bumi serta Dampaknya Terhadap Kehidupan.

Materi ini terdapat pada kelas X semester 2.

PGP-1-Kabupaten Cirebon-Fillin Rohkvi Lahurensha-1.3.a.9. Rancangan Aksi Nyata

 PEMBIASAAN MENJAGA KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH         Sebagai pengajar Geografi, salah satu tolok ukur keberhasilan saya dalam mengaj...